Bukan tanpa alasan bila PT Telkom makin getol mengganti perangkat
jaringan kabelnya dengan MSOAN (Multi Service Optical Access Network).
Apalagi anggaran yang disediakan untuk proyek prestisius ini luar biasa
besar. Khusus di wilayah Jawa Timur saja, BUMN ini harus merogoh kocek
hingga Rp 50 miliar untuk proyek MSOAN.
Meski demikian, Executive General Manager Telkom Divre V Jatim Nanang
Ismail Kosim optimis, anggaran sebesar itu tak berarti apa-apa dibanding
keuntungan yang bakal diraup Telkom. Strategi pemasaran Telkom yang
selalu memposisikan diri sebagai Leading Supply Concept memaksa BUMN ini
untuk selalu menyediakan fasilitas yang kelak akan dibutuhkan
pelanggan. "Keterlambatan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan
masyarakat bisa berdampak fatal bagi bisnis telekomunikasi," ujarnya.
Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata ambisi Telkom menyediakan
fasilitasi layanan triple play melalui jaringan Telkom ini, lebih
dihantui bayang-bayang bakal masuknya teknologi Wimex di jalur bisnis
GSM. Manager Humas Telkom Divre V Jatim Djadi Soegiarto bahkan
memperkirakan, teknologi terbaru ini bakal segera melejit tahun depan.
Jawa Timur sendiri, menurut Djadi, sengaja dijadikan proyek perdana
hajat besar pengembangan teknologi ini. Hingga akhir 2006 yang tinggal
satu bulan lagi, Telkom Jatim bahkan sudah menyediakan jaringan untuk
pelanggan di 23 dari 38 kabupaten/kota yang ada di Jatim. Penggelaran
kabel terbaru itu dimulai dari Gresik dan Madura sejak Agustus kemarin.
Mereka mengklaim, kapasitas yang sudah tersedia hingga penghujung tahun
ini mencapai 31 ribu pelanggan. Teknologi ini akan terus dikembangkan
sambil menunggu respon positif masyarakat Jatim. "Dalam 4 bulan,
penggunaannya rata-rata mencapai 50 persen di seluruh wilayah, tertinggi
di Madiun yang mencapai 72 persen. Ini menunjukkan antusiasme
masyarakat terhadap produk Telkom," ujarnya.
Fasilitas yang ditawarkan dari kabel MSOAN ini nantinya memang bukan
lagi sekadar suara dan pesan singkat (sms). Dengan MSOAN, masyarakat
bisa mengakses IP-TV, Streaming, Video On Demand baik untuk lokal
(broadband gaming, broadband streaming, e-learning, security monitoring,
dan video conference) dan international internet content (mirroring dan
content content delivery system).
Masalahnya, dari sejumlah produk tersebut hingga kini pihak Telkom
sendiri masih belum bisa menggambarkan produk apa yang paling diminati
pelanggan. Menurut Djadi, implementasi teknologi terkait hal itu
sepenuhnya tergantung pasar. "Secara teknologi, dengan MSOAN ini kami
siap memenuhi beragam bentuk kebutuhan layanan komunikasi pelanggan,"
ujarnya.
Jumlah pelanggan telepon tetap di Jawa Timur sendiri seperti disebutkan
Djadi, belakangan sudah mencapai 1,8 juta pelanggan dan 1.5 juta
pelanggan Flexi dengan tingkat teledensitas sekitar 10 persen.
Dari 31.000 kapasitas MSOAN yang disediakan itu antara lain tersebar di
wilayah Datel Surabaya Timur (4 kabupaten/kapasitas 10.420 sst),
Surabaya Barat (5 kabupaten/ 6.900 sst), Malang (4 kab/ 5.160 sst),
Madiun (6 kab/5.050 sst) dan Jember (4 kab/3.840 sst).
Pihaknya optimis di akhir tahun 2006 ini, masing-masing daerah yang
sudah tercover MSOAN bisa menjual minimal 60 persen dari kapasitas
jaringan yang sudah siap. Diakui, sampai sekarang masyarakat Jatim pun
masih belum terlalu peduli apakah jaringannya sudah disuport kabel MSOAN
atau tidak. Karena Telkom sendiri masih belum serius memperkenalkan ini
kepada publik. Tahun depan, atau bersamaan dengan kehadiran teknologi
Wimex, BUMN ini siap melakukan sosialisasi. Sudah diagendakan
serangkaian kegatan untuk pameran dan proses edukasi kepada publik.
Telkom juga tegas mengklaim bahwa dunia belakangan memang sudah
memasuki era teknologi ini. Di banyak negara di Eropa, Amerika, dan
Asia, jaringan kabel seperti yang dimiliki Telkom ini sudah bukan lagi
sekadar fasilitas untuk komunikasi suara. Secara kasat mata, beragam
bentuk komunikasi melalui jaringan kabel memang lebih tak terkendala
dibanding perangkat komunikasi yang bersifat mobile. (Andira)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar